Lagi-lagi tentang C-I-N-T-A

                               Membahas cinta tentu tak akan pernah ada ujungnya. Berangan-angan tentang masa depan, tentang bayangan sesorang yang akan menemani menghabiskan sisa usia, tentu tak salah. Ya, hanya saja porsinya yang tak boleh berlebih. Mungkin ini yang sedang kualami sekarang. Setiap malam dikala sepi menjelang, otak ini tak kuasa untuk sejenak saja tidak memutar kembali memori tentangnya. Ah...indah sekali memang. Mengingat-ingat saat-saat bahagia, mengenang masa-masa bersama, tempat-tempat istimewa, canda tawa yang menyenangkan, semua terasa indah. Iya, indah. Karena setan memang membuatnya indah. Tak ada lagi batasan antara cinta dan nafsu. Semua membaur , terlalu naif jika memisahkan antara cinta dan nafsu dihubungan yang tak halal, belum halal tepatnya. Lalu buat apa berhijrah , buat apa merenggangkan hubungan yang niatnya "agar bukan dia lagi yang ada di hati " jika setiap kenangan, jika bayangnya selalu hadir dalam pikiran ? Emm..munafik sekali. Selalu mencari pembenaran, meyakinkan bahwa diri ini masih cinta. Entah karena setan yang telah berhasil menggoda, atau memang benar nurani yang berbicara. Lagi-lagi tak ada defini yang pasti.

Mendengar cerita dari sahabat, bagaimana ia yang masih ada "rasa" itu mengungkapkan sedihnya ia jika "yang dicinta" ternyata mulai tak mengharapkannya lagi. Yang dicinta mengibaratkan lebih baik membeli es lilin di sampingnya, daripada membeli es campur yang ia suka, namun letaknya di sebrang jalan, dan jalan itu sangat ramai, es campur itu pun banyak pembelinya. Lalu buat apa susah-susah menyebrang jika akhirnya kehabisan ? Lebih baik membeli es lilin  untuk melegakan dahaga. Sama halnya, untuk apa berjuang untuk ketidakpastian ? 
Lalu berpikir, bagaimana jika hal itu terjadi pada diriku yang tengah menjalani proses yang sama..
Apakah benar kata-kata indah "waktu yang akan membuktikan segalanya " berbaik hati untuk memberikan ending yang manis? tentu tak ada yang tahu selain pemilik Singgasana dunia, 
Ya memang, itu pilihan. 
Terserah..terserah jika memang kau mau menyebrang jalan yang sangat ramai itu demi untuk mendapatkan es campur kesukaanmu, meski sampai di sana kau kehabisan,  Kau tidak akan MENYESAL karena setidaknya kau sudah berusaha mendapatkannya,
Lalu bagaimana jika kau kehilangan dua-duanya? es campur itu habis, es lilin pun telah pergi keliling ke lain tempat. Kau kehilangan dua-duanya. Sedih nian. Tapi siapa tahu jika tiba-tiba datang lagi penjual es kelapa muda ? Yang lebih menyegarkan, lebih cocok menghapus haus di terik yang panas. Akan kah selalu seperti itu ? Tidak juga, aku hanya menulis skenario-skenario, jalan cerita yang "mungkin saja " terjadi. Selebihnya, tetaplah kuasa ada di tangan-Nya.
Sebenarnya bisa saja aku bilang ke seseorang itu-yang sahabatku anggap istimewa, bisa saja kubilang DIA MASIH MENGHARAPKANMU. Walau sedikit, setidaknya rasa cinta itu masih ada. Sangat mungkin aku lakukan untuk meyakinkan laki-laki itu jika perasaannya tak bertepuk sebelah tangan. Sahabatku lebih memilih untuk mendefinisikan tulisan-tulisan seseorangnya itu dari sisi negatif. Katanya, agar tak ada lagi jeda dihatinya, tak ada lagi harapan yang mampu menyela-nyela, mencari ruang. Mungkin hanya agar tidak terlalu kecewa. Bagus sekali alasannya. Mungkin jika aku yang mengartikan, aku lebih memilih mengartikan tulisan-tulisan itu dari sisi positif, agar tak terlalu sedih untuk dipikirkan. Tapi memang kenyataanya, kita tak boleh menggantungkan harapan pada manusia, hanya pada-Nya lah kita boleh berharap, sebesar apapun, semustahil apapun. Dan sahabatku memang benar.
Biar saja ceritanya terus berjalan, seperti ceritaku juga. 

Bagi sebagian, bahkan kebanyakan orang, pasti ingin sekali orang yang dicintainya tahu jika ia mencintainya, seperti puisi-puisi romantis pasangan kekasih yang dibuai asmara, seperti cinta-cinta yang lain, tentu ingin sekali mengungkapkan "cinta" pada orang yang dikasihinya.
Bisa sekali sebenarnya aku melakukan itu, bahkan sempat terpikir juga di otakku, agar laki-laki itu tak mengecewakannya, mengecewakan sahabatku karena ketidakyakinan masing-masing, ketidaktahuan yang menjadi tabir penghalang. 
Tapi sudahlah. Biar cerita kita ini akan tetap menjadi misteri. Tunggu saja bagaimana kelanjutannya. Biar kisah ini mengalir alami, menunggu aba-aba dari Sang Sutradara, tanpa membuat jalan cerita sendiri. 
Ya, kita tunggu saja bagaimana akhirnya.





Dramaga. 14 April 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENANG LOMBA FOTO INSTAGRAM

Kembang Ilalang di Padang Gersang

Kisah pkl (Tulisan ini telah dipublikasikan di laman web National Geographic Indonesia sebagai kompetisi cerita “Travel Mate” yang diadakan oleh NatGeo Indonesia)