Ya Rabb, I am waiting for the happy ending (Every Cloud Has a Silver Lining)

November, 29 2017

Biar kuceritakan padamu, tentang kisah yang mungkin membuka matamu, sepenggal cerita yang belum usai tercipta.
Pagi itu aku bahagia karena pengumuman pendaftaran CPNS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan resmi dibuka.
I said, " Oh My God, this is what I have been waiting for so long !"
Bapak ibu kebetulan sedang melaksanakan ibadah haji, kuhubungilah mereka dan kuminta untuk mendoakan anaknya.
Berkas-berkas pun kusiapkan, dengan berbekal semangat dan tawakal, kudapatkan nomor pendaftaran. Grup kelas riuh sama sama mengabarkan.
Kawan seperjuanganku ramai-ramai memberi tanggapan.
" I know, this will be a good story, a drama ". 

Ada Miratunnisa disana, sahabatku yang tengah hamil tua. Hampir setiap waktu kami berjibaku, berlempar tanya, berbagi tawa, saling menguatkan dan mendoakan agar kami bisa sampai di tahap akhir, yang semua orang idamkan.
Alhamdulillah seleksi pertama terlewati. Kami lolos administrasi.
Lalu tibalah jadwal pelaksanaan tes SKD, seleksi kompetensi dasar. Aku sudah mempersiapkannya matang-matang, mulai sejarah kemerdekaan hingga nama-nama pahlawan sudahlah di luar pikiran.
Alamak, Miratunnisa dapat nilai yang mengagumkan ! Jauh-jauh ia dan suaminya ke Surabaya, di tengah penantian kelahiran anak pertamanya, lalu Allah membukakan jalan, memberikan kesempatan.
Syukurlah, kini giliranku, giliran kami yang ada di Jakarta. Berdebar bercampur rasa, setengah hari menanti, terlewati pula ujian itu. Beberapa keluar dengan wajah lesu, beberapa hanya terpaku.
Ada yang bermuram durja, ada yang berbahagia karena langsung mengetahui hasilnya.
Alhamdulillah, aku lolos passing grade. Nilainya ? 333, angka cantik yang perlu disyukuri, entah harus ditangisi, atau dilupakan, tapi aku teringat doaku setiap sujud saat sembahyang

" Ya Allah, semoga hamba keterima CPNS KLHK tahun ini, sebagai Pengendali Ekosistem Hutan di seksi Pengendalian Iklim, Balai PPI dan KHL Wilayah Kalimantan, amin. Semoga lolos passing grade, dengan nilai yang tinggi"

Boro-boro mencapai empat ratusan, lolos passing grade saja sudah lumayan. 
Kami, manajemen hutan 48 saling mendukung dan menguatkan. Ada pula kawanku Reni di Makassar sana, rela terbang menyebrang pulau demi menggapai impiannya. Impian kami yang sama.

Di saat itu aku sadar. Dengan nilai yang pas-pasan, apalah yang bisa aku lakukan. Ternyata Allah memberiku kesempatan untuk berdoa, Allah ingin tunjukan padaku bagaimana rasaNya berharap padaNya semata, bagaimana rasanya hanya bergantung padaNya. 
" Ya Allah, hamba harap dengan keajaiban dan kuasaMu hamba bisa masuk 6 besar, lolos ke tes seleksi bidang "
Dari puluhan orang yang mendaftar di formasi sama, aku bersyukur karena Allah sudah membantuku sejauh ini. Sampai terlintas di benakku, " Terserah cara Allah sajalah, bisa jadi sainganku lolos PG tapi nilainya dibawahku, atau tiba-tiba tidak hadir ujian, atau apalah,". Namun untuk hal-hal yang buruk, tak sampai hatilah aku mendoakan.

Dua minggu menunggu, malam itu kami menangis haru. Sujud syukur pada Rabb-ku, entah bagaimana caranya, ternyata aku lolos ke tahap berikutnya. Angka cantik 333 itu ternyata membawaku ke peringkat enam, peringkat terakhir dimana aku bisa mengikuti tes seleksi bidang, psikotest dan samapta.
Hari disaat pengumuman keluar dan ujian selanjutnya dilaksanakan tidak berjarak lama. Dengan sisa waktu yang ada kupersiapkan lagi semua, sampai ibu menemaniku berburu sepatu putih, baju olahraga, dan berbagai hal yang malah membuatku sedih jika melihat semangat dan perjuangannya.

Tes seleksi bidang, psikotest, hari itu, Kamis 9 November 2017 menjadi saksi bagaimana perjuangan kami. Keesokan harinya, itulah perjuangan sebenarnya. Tes fisik, push up, sit up, lari , mulai pagi hingga matahari kembali bersembunyi.

Aku melihat wajah-wajah mereka, keringat-keringat yang menjadi bukti, ada banyak disana yang memperjuangkanmu, mencintaimu, mengerahkan daya dan usahanya untuk menjagamu.
Entah memang tulus, atau karena tahta semata. Tapi aku yakin, takdir sudah dituliskan oleh Yang Maha Berkuasa.

Teringat bagaimana aku memperjuangkanmu, mulai dari magang di sebuah lembaga donor suatu negara dengan insentif yang tak seberapa, lalu aku pindah ke suatu IUPHH-HA tanpa ada sepeserpun rupiah kubawa, hingga aku bekerja di sebuah organisasi, dimana aku harus bekerja keras membangun relasi, mengupayakan yang terbaik untukmu, walaupun pada akhirnya mereka tak menghargai usahaku, membuangku begitu saja. Terakhir, di sebuah perusahaan yang cukup ternama bertempat di ibukota, sampailah aku pada proses negosiasi gaji, namun hingga detik ini mereka pun tak menghubungi. Ah, aku tak pernah berhenti memperjuangkanmu.
I AM NEVER GIVING UP ON YOU.


Hingga hari itu, Selasa 28 November 2017 keputusan akhir diumumkan. Hasil- hasil telah ditentukan.
Dengan penuh harap kubaca dengan seksama, walaupun sebenarnya dalam hati aku sudah menduga, dua orang itu lah yang akan diterima. 
Bukan karena diri sendiri aku kecewa, bukan karena tidak terima dengan ketetapanNya, tapi karena tak sampai hati memberitahu bapak dan ibu.
Sesungguhnya aku sudah ikhlas, aku ridho terhadap ketetapan Allah. Insyaallah, akan ada hari baik menanti.
Turut bahagia untuk kawan-kawanku Bagus, Reni, Ama, Ipul, Apri. Masyaallah, aku tahu bagaimana diantara kalian ada yang memohon-mohon padaNya, agar dibukakan jalan menjauhi riba, indah sekali bukan? Allah tahu cara terbaik memberi hadiah untuk kalian semua. 

Namun, aku masih menyimpan tanya. Apa rencana besar Allah dibalik kejadian ini ?
Mengapa Allah mempertemukanku denganmu?
Dulu, waktu duduk di bangku SMA, aku begitu menginginkan masuk ke fakultas Kehutanan UGM, tapi Allah membelokkan ke IPB. Mungkin menyuruh aku berhijrah. Alhamdulillah aku bertemu banyak sahabat-sahabat salihah.
Waktu itu saat aku gagal mendaftar pada SNMPTN Undangan di fakultas kehutanan IPB, aku mengubah pilihan agar aku bisa mendaftar saja di pendidikan bahasa inggris. Karena dari IPA, dipilihlah IPC, salah satu harus dari jurusan IPA universitas yang akan dipilih-hanya sebagai syarat. Entah bagaimana, tanpa pikir panjang- ku pilihlah Manajemen Hutan-Institut Pertanian Bogor, hanya sebagai prasyarat, walaupun pilihan itu diurutkan menjadi nomor satu.
Sungguh aku tak banyak berharap, meski di dalam hati aku telah jatuh cinta padamu.
Hingga Allah membelokkan jalanku, di suatu kota hujan , di sebuah desa bernama Dramaga, disitulah aku menuntut ilmu.

"Ya Allah, aku masih menunggu jawaban dariMu, bantu aku untuk melengkapi kisah ini, hingga suatu hari nanti aku bisa menangis haru, mensyukuri bagaimana indahnya Engkau mengatur urusan hidupku "


Ya Rabb, I still have a story that I write, about how beautiful You manage my affairs, how You let me know how it feels to fight for what we love so much, a faith for what we trust. I don't have any idea to finish that story since today I've got the answer. But Allah, I truly believe You know me, better than myself ever be. Today I lose hope, I am blue. But I keep waiting and waiting. Please put a good ending, so that oneday I can tell the world, " I know God. It was You "




















Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENANG LOMBA FOTO INSTAGRAM

Kembang Ilalang di Padang Gersang

Kisah pkl (Tulisan ini telah dipublikasikan di laman web National Geographic Indonesia sebagai kompetisi cerita “Travel Mate” yang diadakan oleh NatGeo Indonesia)