Cerpen " Balonku "

BALONKU
                            
source : www.tamanbalon.com


                 Balon selalu menjadi benda yang disukai anak-anak. Dengan warna-warni yang memikat, benda bulat-oval yang hanya beberapa gram saja beratnya itu bahkan mampu menyihir anak kecil yang menangis karena mamanya tak membelikannya mainan baru, menjadi riang kembali. Seperti halnya kau, balonku. Kau selalu bisa menghiburku disaat semua canda bahkan tak mampu menghadirkan kembali senyumku. Kau yang mampu menyihirku dari gadis manja, cengeng dan menyebalkan ini menjadi sosok yang lebih dewasa dan kuat. Kau begitu gembul, suka sekali aku mencubitmu jika kita sedang jalan berdua. Terserahlah apa kata orang, mereka boleh bilang ada angka sepuluh lewat jika kita melintasi mereka, atau ada gajah yang tengah bersandar pada tiang listrik ! Kejam memang. Tapi cinta tak mengenal bentuk tubuh, bukan ? Bahkan kau yang mereka panggil "Gembul" itu bisa jatuh cinta denganku, si "Jerapah Asia". Ya, aku memang seorang gadis dengan berat badan kurang dari berat badan idealnya, berbeda dengan kau. Kau terlalu apa ya, emm...kau terlalu berlebih dalam menyiapkan porsi makanmu sehingga berat badanmu diatas rata-rata. jauh diatas normalnya.
                 Balonku.. seandainya kau tak memperjuangkan perasaan itu, aku mungkin tak akan pernah tahu. Aku tak akan pernah tahu jika kau sudah jatuh cinta padaku selama tiga semester. Jika kau tak menunjukkannya, aku bahkan tak akan mengerti apa arti tatapan matamu, caramu melihat, atau bola mata kita yang kerap kali bertemu 'tak sengaja' saat kita berada di kelas. Aku juga mungkin tak pernah tahu apa alasanmu masuk ke komunitas pencinta kupu-kupu di kampus kita. Dan aku mendapatkan semua jawabannya ketika kau beranikan diri untuk berbicara, malam itu, ketika purnama hanya setengah saja.
Kau bercerita padaku bagaimana kau memendam perasaan itu, bagaimana kau mengendalikannya dengan susah payah. Katamu, jika kita bertemu, latihanmu untuk tidak salting didepanku itu terasa percuma, gagal. Nyatanya wajahmu memerah, senyummu tak jadi merekah, semua mantera musnah. Walaupun kau sudah mencoba melupakanku dengan berbagai cara, pernah juga kau mendekati gadis lain, tapi lagi-lagi kau tak pernah berhasil. Seakan ruang dihatimu sesak akan diriku,kau bilang aku begitu mempesona dengan senyum ceria yang tak pernah lepas dari wajahku. begitu yang kau ceritakan, Balonku.
                Waktu itu kau datang di malam penganugerahan di kampus kita. Datang bersama sahabatku, Diana. Terimakasih karena telah menyempatkan waktumu untuk hadir di malam yang bersejarah dalam hidupku. Terimakasih karena telah meluangkan waktu hanya untuk melihatku berada diatas panggung menerima piala dan penghargaan sebagai juara tulis lakon. Saat itu aku juga belum begitu mempedulikamu, hanya sedikit tertarik saja. Sedikit.


bersambung




Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENANG LOMBA FOTO INSTAGRAM

Kembang Ilalang di Padang Gersang

Kisah pkl (Tulisan ini telah dipublikasikan di laman web National Geographic Indonesia sebagai kompetisi cerita “Travel Mate” yang diadakan oleh NatGeo Indonesia)