Ketika kau hanya bisa "bersabar"

Aku tak tahu kata apa yang harus aku tulis ketika pertama kali memulai cerita ini. Alhamdulillah Allah masih memberiku kesempatan untuk menikmati keindahan ciptaan-Nya di dunia. Allah menyanyangiku, Allah hanya ingin aku bersabar untuk menghadapi ujian-Nya, semisal tangga yang harus terlewati agar kau bisa meraih puncaknya. Semakin lama semakin lelah, semakin berat ketika kaki tak mampu lagi melangkah, menapaki jejak ke arah puncak. Jika kau berhasil , kau akan berada di tempat tertinggi :)

Sakit. Aku tahu keadaanku sekarang sedang tak sebaik dulu. Entah mengapa kian hari makin memburuk, dan sakit yang datang tiba-tiba ini benar-benar menyiksaku. Ketika semua mimpi telah kutoreh dalam buku harianku, ketika harapan telah tertuang dalam setiap doaku, ketika itu pula aku menyadari aku begitu lemah. Aku bukan lemah, aku hanya merasa lemah. Aku hanya tak mampu melawan sakit ini. Ya Allah, aku sedih sudah menghamburkan uang orangtuaku hanya untuk mengunjungi dokter dan membeli benda pahit yang hanya bisa membuatku "ketergantungan" itu hampir setiap dua bulannya. Aku lelah karena harus selalu meminta maaf pada temanku, saat aku tak bisa mengerjakan tugas kelompok. Tapi tak seharusnya aku mengeluh. Lebih banyak hal yang harus disyukuri daripada dikeluhkan. Aku sangat bersyukur Allah memberiku fisik yang sempurna. Aku bersyukur karena Allah membekaliku kelebihan-kelebihan. Di luar sana pasti banyak orang yang kekurangan, yang hidupnya lebih sulit dan lebih butuh perjuangan daripada apa yang kualami sekarang. Tak sebanding tentunya.

Di saat sehat seperti ini aku bisa merasakan betapa besar nikmat yang Kau beri pada setiap makhlukMu ya Rab. Hanya dengan bisa tersenyum lepas, bernafas lega, dan tidak merasakan kejanggalan pada setiap bagian tubuh yang kupunya, alangkah bahagianya. Disaat seperti ini tentu harapan-harapan itu datang lagi. Harapan yang datang dan merengkuhku tuk bertahan. Ada banyak orang diluar sana yang mencintaiku, menyayangiku. Lalu, mengapa aku harus menyerah ?
Sedih rasanya ketika kau diamanahi untuk menduduki suatu posisi yang kau inginkan, tapi kau menolaknya. Ketika keinginan tak sejalan dengan kondisi kesehatan, tak ada yang bisa kulakukan selain bersabar. Ikhlas dan bersabar. Yah, aku sangat bersyukur karena disaat-saat sulit seperti ini selalu ada orang yang menyemangatiku. Ada Ibu yang selalu mendoakanku jauh disana, Ada senyum Ayah dan adikku yang selalu membuatku tertawa. Ada dukungan dari teman-temanku yang membuatku merasa lebih kuat. Ada seseorang yang selalu meluangkan waktunya untuk menemaniku setiap saat, mendengarkan semua cerita bodohku yang bahkan tak perlu, yang memarahiku ketika aku tidak menurut sedikit saja kata-katanya. Terimakasih ya Allah, telah menghadirkan sosok-sosok penolong dalam hidupku :)

Yang aku perlukan saat ini hanya beristirahat , lebih dari biasanya. Dan sedikit pengertian dari kawan-kawanku, mungkin aku tak bisa berbuat banyak saat ini. Terimakasih untuk orang-orang yang telah menemaniku berjuang. Dan badai pasti segera berlalu :')







Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENANG LOMBA FOTO INSTAGRAM

Kembang Ilalang di Padang Gersang

Kisah pkl (Tulisan ini telah dipublikasikan di laman web National Geographic Indonesia sebagai kompetisi cerita “Travel Mate” yang diadakan oleh NatGeo Indonesia)