EMPAT BELAS
Empat Belas
Sahabat, tahu kah kamu bagaimana
rasanya menyesuaikan diri dengan hati yang bertolak belakang ?
Demi melihatmu tersenyum. Lihatlah
air mukamu tadi, lihatlah bagaiamana senangnya kau ketika mendapatkan foto itu.
Empat bulan ya ? Ahh, kalau biasanya aku mengucapkan “ Selamat, ya..semoga
langgeng “ , kini hanya bisa tersenyum. Bagaimana mungkin aku membiarkan semua
kebahagiaan itu pergi darimu ?
Membayangkan wajahmu yang terharu,
matamu yang berkaca-kaca, aku bahkan tak pernah rela laki-laki itu menyakitimu.
Sedikitpun.
Aku tahu sebelumnya kau tak pernah
mendapatkan perlakuan yang kelewat istimewa dari someone specialmu. Aku tahu bagaiamana kau menghargainya,
menghargai semua yang kau dapatkan.
Sahabat mana yang tak bahagia melihat
senyum lebar terlukis di wajah sahabatnya ?
Terkadang iri, dulu aku juga pernah
merasakannya. Kami telah melewatinya J
Tapi bagaimana mungkin juga aku
membiarkanmu tersesat ? Membiarkanmu kehilangan arah, melewati jalur yang
salah. Aku sendiri bahkan terlunta-lunta melewatinya, aku sendiri bahkan sedang
berusaha agar tak melanggar batas-batas yang telah dibuat oleh Tuhan kita.
Dulu, aku sama sepertimu. Menghitung
hari kebersamaan kami.. menghitung nilai-nilai kesetiaan lewat berjalannya
waktu.. Tapi bukankah itu sama saja menghitung lamanya kau melanggar perintah Tuhan
?
Kalau dulu aku menghitung lamanya
kebersamaan kami, kini aku menghitung waktu-waktu selepas aku melewati hari
itu. Hari dimana kuputuskan segalanya. Hari dimana Tuhan kita memberiku
kesempatan untuk berhijrah. Dan untuk menjaga semua ini, teramat sulit sahabat.
Melihat kebahagianmu bersamanya seakan mengingatkan kembali aku pada masa-masa
dulu. Ingin kembali, tapi waktu lah yang akan menjawab segalanya nanti.
Aku akan selalu menjalankan
kewajibanku,Sahabat. Begitu pula kau, ingatkan aku jikalau aku tak lagi
bertahan dengan komitmen ini. Tak ada yang sempurna diantara kita. Aku mendoakan
yang terbaik bagimu.
Semoga Allah berikan yang terbaik
untukmu, atau aku doakan saja agar kalian cepat menikah ya : )
Sedikit bercerita,
Adik OMDA-ku, satu tahun di bawahku
tanggal empat belas ini juga anniversary-nya. Tapi bukan pacaran lagi, mereka
sudah menikah. Dan hari ini tepat satu bulan mereka menjadi sepasang suami
istri. Aku sungguh kagum dengan keputusan mereka. Adik OMDA-ku itu terlihat
begitu kekanak-kanakan seperti aku, masih terlalu kecil untuk membangun sebuah
rumah tangga. Namun pilihannya menunjukkan betapa dewasanya ia, melangkah
dengan berani. Aku pun tak segan untuk mengucapkan padanya
“ Selamat satu bulan yaa adek. Semoga
langgeng “
Karena mereka sudah berusaha
menyempurnakan separuh agamanya, berani mengambil keputusan ini, demi sebuah
sertifikat.
SERTIFIKAT HALAL oleh Allah.
Komentar
Posting Komentar