MEET AND GREET with Elephas maximus sumatranus at WAY KAMBAS NATIONAL PARK
Waktu kuliah konservasi eksitu satwa liar tadi, Bapak dosen berkali-kali menyebutkan Way Kambas dan memberikan contoh metode konservasi disana. Beliau juga bercerita tentang badak-badak sumatera, dan aku tentu senang sekali mendengarnya. Menyimak dengan penuh seksama karena, yeaah, aku pernah kesana ! Taman Nasional Way Kambas, Pusat Pelatihan Gajah (Pusat Konservasi Gajah ), dan Suaka Rhino sumatera ( Sumatran Rhino Sanctuary ). We have visited the place last holiday !
Let's listen to my story
MEET AND GREET with Elephas maximus sumatranus at
WAY KAMBAS NATIONAL PARK
Siapa
sih yang gak tahu TN Way Kambas ?? Yang terkenal dengan ikon gajahnya itu, yang
populer dengan atraksi gajahnya lho.
Jadi, tim kami magang di TN Way
Kambas, khususnya di resort Way Kanan selama enam hari. Sebelum berangkat, kami
telah menyiapkan bekal termasuk makanan untuk satu minggu. Gak perlu khawatir
karena disana juga disediakan dapur, jadi bisa lah makan tiga kali sehari,
walau tidak bisa memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna. Hehe..
Pada Hari ketiga, tim kami mengikuti
inventarisasi tumbuhan JICA yang berada di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Inventarisasi
ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi pohon restorasi JICA yang telah
ditanam 14 tahun lalu. Kami-dengan gagahnya, menaiki mobil patroli polhut
bersama tim dari resort lain. Tumbuhan yang dominan yang kami temukan
diantaranya Puspa ( Schima wallichii
) dan juga ditemukan gaharu ( Aquilaria
malaccensis ). Banyak juga jenis-jenis baru yang kami temukan disana, yang
belum pernah kami lihat sebelumnya. Setelah setengah hari, kami pun pulang dan
kembali ke penginapan.
Hari keempat, kami mengunjungi Suaka
Rhino Sumatera (SRS). Suaka Rhino Sumatera ini adalah salah satu konservasi badak
Sumatera secara semi-insitu. Sebelumnya, Dokter Chandra, dokter di SRS ini
memberi kami materi tentang sejarah badak dunia dan badak penghuni SRS itu
sendiri. Ada lima badak yang hidup di areal 100 ha yang dipagari kawat listrik
ini. Ada 3 betina, yaitu Ratu, Bina, dan Rosa. Sedangkan untuk pejantan,
terdapat seeokr badak bernama Andalas. Pada tahun 2012, lahirlah badak jantan
hasil perkawinan Andalas dan Ratu, yang diberinama Andatu. Kehadiran badak ini
telah dinanti-nanti selama 124 tahun loh, dan melalui proses breeding yang suaangaaat panjang !
Beruntungnya, kami mendapat kesempatan untuk menengok salah satu badak yang
baru saja diberi makan oleh pawangnya, yaitu Bina. Momen ini tentu tidak kami
lewatkan untuk berfoto ria. Untuk memasuki kawasan SRS saja tidak bisa
sembarang orang, dan kami adalah salah satu dari orang-orang yang beruntung
tersebut.
Well, pada malam hari tim kami yang
cowok mengikuti patroli gajah liar bersama polhut. Sebenarnya sih, kami si
ciwi-ciwi juga ingin sekali ikut, tapi bapak polhutnya tidak mengizinkan.
Yasudahlah, mungkin terlalu berbahaya juga. Jadi, singkat cerita, beberapa
gajah atau rombongan mereka suka masuk ke kebun warga dan memakan tanaman para
warga ini, Ladies and Gentlemen. Padahal sih, gajahnya itu tidak salah, karena
memang sejak dahulu itulah wilayah jelajah mereka, sedangkan para warga ini nih
yang datang dan mulai menggarap lahan di sekitar taman nasional. Cara mengusir
agar gajah-gajah ini kembali ke area taman nasional yaitu dengan membunyikan
bunyi-bunyian semacam petasan untuk menggiringnya, wah, cukup ribet juga ya
karena gajah-gajah yang berada di TN ini masih benar-benar liar dan bisa
menyerang balik kalau kita tidak lihai.
Then, kami juga berkesempatan untuk
melakukan jungle track di resort Way
Kanan. Kami melihat beberapa ekor rusa, burung, dan kera. Tapi, hewan yang
paling dominan dan paling akrab dengan kita orang(bahasa lampung) yah..apalai
selain...Pacet !
Dan
puncak magang yang paling seru ini nih, yang orang bilang “ Belum ke Lampung
kalau belum ke Pusat Konservasi Gajah (PKG)” pada hari ketiga kami mengunjungi
tempat atraksi gajah-gajah sumatera yaitu di PKG. Dahulu, namanya PLG atau
Pusat Latihan Gajah. Semua gajah yang dilatih di PKG memiliki pawang
masing-masing, setiap pawang memiliki seekor gajah. Kesempatan emas ini tentu
tidak kami sia-siakan. Walau harus berkotor-kotoran, senang juga kami saat ikut
memandikan gajah di kolam yang cukup besar dan dalam. What an unforgettable experience !
Hari terakhir kami menyerahkan
laporan magang sekaligus sharing dan pamitan kepada kepala balai Taman Nasional
Way Kambas, yaitu Ibu Dr.Ir sri Andayani, Msc yang juga alumni Fahutan IPB .
Beliau ini orangnya sangat tegas dan sosok“pembela kebenaran”, mendengar cerita
beliau saja semangat kami jadi berkobar-kobar. Yah, itulah secuil perjalanan
kami menginjakkan kaki di tanah Sumatera. Tentu, banyak sekali yang dapat kami
ambil dari cerita magang kali ini. Semoga kalian juga memiliki kesempatan untuk
datang ke tempat ini ya J
banana boat di pantai sebelum magang :D
foto bersama ikon Lampung
jungle track
kita :)
di Pusat Konservasi Gajah
belanja belanja
Look at our expresssion ! How happy we are :D
inventarisasi JICA
Bina di kandangnya ( SRS )
bersama kepala Balai TN WAY KAMBAS
bersama Bapak-bapak ganteng Resort I Way Kanan
hunting oleh2 khas Lampung
"keripik pisang rasa-rasa"
Komentar
Posting Komentar