I am not as strong as that :')
Lagi-lagi penyakit aneh itu datang padaku
Bulan Maret. Bulan ketiga di tahun 2014. Kutahan dengan sangat untuk tidak ke dokter. Sudah beberapa hari ini aku begadang dan memikirkan banyak hal. Mungkin ini juga yang membuatku stres. Banyak pikiran.
Ditambah lagi aku sendiri tak pernah bisa mengerti kondisi kesehatanku. Sudah tau tak bisa begadang, masih saja dilanggar, Tetap saja nakal.
Ya Allah, sakit sekali kepalaku ini. Lagi-lagi aku harus membatalkan janji untuk mengerjakan tugas kelompok.
Di saat seperti ini, aku merasa sangat lemah. Amat lemah.
Hanya mampu terbaring seraya menangis, istighfar, dan berucap " ya Allah, sakit ini datang lagi"
Jika memang takdirku adalah ke dokter, jika memang aku adalah perantara Allah untuk memberi rejeki kepada dokter itu, nyatanya aku tak bisa menolak
. Dengan beristirahat saja tak cukup membuat keadaanku membaik.
Sungguh ! sungguh aku benci pil-pil pahit itu. Sungguh aku benci harus menguras tabunganku hanya untuk mengembalikan keadanku seperti semula.
Dan yang lebih menyedihkan, di saat sepert inilah aku merindukan dia. Seseorang yang selalu peduli, yang paling mengerti keadaanku, kondisi kesehatanku. Yang selalu menyemangati, menasehati, dan memarahi karena aku tak bisa menjaga pola makanku. Seseorang yang telah aku ikhlaskan.
Hari ini kuberanikan diri untuk mengatakan padanya.
" Tak usah lagi kau mengucap kata cinta"
Tak perlu lagi kau menelfonku untuk menanyakan kabarku
In sya Allah aku baik-baik saja"
Kutulis pesan itu dengan tetesan air mata. Menjadi wanita yang sok kuat memang tak mudah. Terlebih disaat sakit seperti ini. Dilain sisi aku harus memikirkan hal-hal yang menyenangkan, untuk men-sugestikan pada diriku agar sakit ini segera hilang. Di lain sisi, ada masalah yang harus keselesaikan.
Terima kasih sahabat-sahabat yang membuatku bertahan. Membuatku merasa kuat, lebih kuat dari yang kubanyangkan.
Menangislah. Menangislah jika dengan menangis itu bebanmu berkurang. Menangislah jika dengan menangis itu sedihmu tercurahkan. mengalir bersama air mata , yang menghilang , yang teruapkan di udara.
Bulan Maret. Bulan ketiga di tahun 2014. Kutahan dengan sangat untuk tidak ke dokter. Sudah beberapa hari ini aku begadang dan memikirkan banyak hal. Mungkin ini juga yang membuatku stres. Banyak pikiran.
Ditambah lagi aku sendiri tak pernah bisa mengerti kondisi kesehatanku. Sudah tau tak bisa begadang, masih saja dilanggar, Tetap saja nakal.
Ya Allah, sakit sekali kepalaku ini. Lagi-lagi aku harus membatalkan janji untuk mengerjakan tugas kelompok.
Di saat seperti ini, aku merasa sangat lemah. Amat lemah.
Hanya mampu terbaring seraya menangis, istighfar, dan berucap " ya Allah, sakit ini datang lagi"
Jika memang takdirku adalah ke dokter, jika memang aku adalah perantara Allah untuk memberi rejeki kepada dokter itu, nyatanya aku tak bisa menolak
. Dengan beristirahat saja tak cukup membuat keadaanku membaik.
Sungguh ! sungguh aku benci pil-pil pahit itu. Sungguh aku benci harus menguras tabunganku hanya untuk mengembalikan keadanku seperti semula.
Dan yang lebih menyedihkan, di saat sepert inilah aku merindukan dia. Seseorang yang selalu peduli, yang paling mengerti keadaanku, kondisi kesehatanku. Yang selalu menyemangati, menasehati, dan memarahi karena aku tak bisa menjaga pola makanku. Seseorang yang telah aku ikhlaskan.
Hari ini kuberanikan diri untuk mengatakan padanya.
" Tak usah lagi kau mengucap kata cinta"
Tak perlu lagi kau menelfonku untuk menanyakan kabarku
In sya Allah aku baik-baik saja"
Kutulis pesan itu dengan tetesan air mata. Menjadi wanita yang sok kuat memang tak mudah. Terlebih disaat sakit seperti ini. Dilain sisi aku harus memikirkan hal-hal yang menyenangkan, untuk men-sugestikan pada diriku agar sakit ini segera hilang. Di lain sisi, ada masalah yang harus keselesaikan.
Terima kasih sahabat-sahabat yang membuatku bertahan. Membuatku merasa kuat, lebih kuat dari yang kubanyangkan.
Menangislah. Menangislah jika dengan menangis itu bebanmu berkurang. Menangislah jika dengan menangis itu sedihmu tercurahkan. mengalir bersama air mata , yang menghilang , yang teruapkan di udara.
Komentar
Posting Komentar